Sabtu, 27 April 2013

Cloud Computing dan Grid Computing

Cloud Computing adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer ('Computing') dan pengembangan berbasis Internet ('Cloud'). Cloud adalah metafora dari internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram jaringan komputer. Sebagaimana awan dalam diagram jaringan komputer tersebut, awan (cloud) dalam Cloud Computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang disembunyikannya.

Cloud Computing adalah suatu konsep umum yang mencakup SaaS, Web 2.0, dan tren teknologi terbaru lain yang dikenal luas, dengan tema umum berupa ketergantungan terhadap Internet untuk memberikan kebutuhan komputasi pengguna.
Jadi Cloud Computing itu merupakan teknologi yang menggunakan internet dan server pusat sebagai wadahnya untuk menampung data dan aplikasi sehingga dapat dipakai oleh banyak user sekaligus. Sehingga user tidak perlu melakukan instalasi aplikasi pada komputernya.
Contoh yang paling sederhana adalah E-mail, salah satunya adalah Gmail. 

Anda tidak perlu software atau server untuk menggunakannya. Semua konsumen hanya perlu koneksi internet dan mereka dapat mulai mengirimkan email. Software manajemen email dan server semuanya ada di cloud (internet) dan secara total dikelola oleh Google. Konsumen hanya perlu menggunakan software itu sendiri dan menikmati manfaatnya.

Grid Computing adalah penggunaan sumber daya yang melibatkan banyak komputer yang terdistribusi dan terpisah secara geografis untuk memecahkan persoalan komputasi dalam skala besar.

Menurut tulisan singkat oleh Ian Foster ada check-list yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi bahwa suatu sistem melakukan komputasi grid yaitu :

  1. Sistem tersebut melakukan koordinasi terhadap sumberdaya komputasi yang tidak berada dibawah suatu kendali terpusat. Seandainya sumber daya yang digunakan berada dalam satu cakupan domain administratif, maka komputasi tersebut belum dapat dikatakan komputasi grid.
  2. Sistem tersebut menggunakan standard dan protokol yang bersifat terbuka (tidak terpaut pada suatu implementasi atau produk tertentu). Grid Computing disusun dari kesepakatan-kesepakatan terhadap masalah yang fundamental, dibutuhkan untuk mewujudkan komputasi bersama dalam skala besar. Kesepakatan dan standar yang dibutuhkan adalah dalam bidang autentikasi, otorisasi, pencarian sumberdaya, dan akses terhadap sumber daya.
  3. Sistem tersebut berusaha untuk mencapai kualitas layanan yang canggih, (nontrivial quality of service) yang jauh diatas kualitas layanan komponen individu dari komputasi grid tersebut.


Jadi Grid Computing merupakan teknologi yang dapat seakan-akan menggabungkan beberapa atau banyak komputer menjadi satu untuk dijadikan Super Computer agar dapat memecahkan masalah yang lebih rumit dan membutuhkan kemampuan yang tinggi, seperti riset iklim, riset untuk menemukan obat, untuk membantu proyek laboratorium dan sebagainya.

Sumber :
http://fidianingsih.wordpress.com/2012/11/25/pengantar-telematika-contoh-penerapan-komputasi-cloud-computing/
http://azuharu.net/grid-computing/pengertian-grid-computing/
http://id.wikipedia.org/wiki/Komputasi_awan
http://id.wikipedia.org/wiki/Komputasi_grid


Senin, 18 Maret 2013

LyX Document Processor


LyX merupakan perangkat lunak dengan document preparation system berbasis FOSS (Free & Open Source Software). Sebuah program yang memberikan pendekatan modern untuk menulis dokumen melalui komputer dengan menggunakan paradigma markup language. Lyx merupakan pengembangan dari Latex, menerapkan antar muka grafis (GUI) dengan prinsip WYSIWYM (What You See Is What You Mean). Sederhananya, LaTeX adalah backend pada Lyx. LyX membantu berpikir lebih tentang apa yang anda tulis, komputer kemudian menangani bagaimana isi tulisan akan terlihat. Jadi pada intinya, LyX merupakan program yang dapat membantu kita dalam hal penulisan yang lebih ke isi bukan ke formatnya.



Dengan software ini kita dapat  membuat artikel teknis dan ilmiah yang kompleks dengan matematika, referensi silang, bibliografi, indeks, dan lain-lain. Hal ini sangat baik untuk menghemat waktu pengerjaan dokumen dengan adanya kemampuan pemrosesan yang biasa diperlukan seperti otomatis sectioning, pagination, spell checking, dan lain sebagainya. Karena adanya format seperti itu, maka user akan lebih bisa focus dalam hal isi nya saja dan user tidak bisa mengubah format yang telah ada, Contohnya, dalam LyX kita tidak bisa mengetik dua spasi secara berurutan, dua baris baru secara berurutan, atau memiliki baris yang kosong! Karena semua pengaturan tentang spacing antar paragraf, antar bagian dst sudah dibuat secara otomatis.



Contoh kasus dalam penggunaanya sebagai berikut. Misalkan Anda membuat daftar. Dalam pengolah kata lain, daftar ini hanya dikelompokan dengan tab dan baris baru. Anda perlu mencari tahu di mana untuk menempatkan label untuk setiap item daftar, apa label yang harus digunakan, berapa banyak baris kosong untuk menempatkan antara setiap item, dan sebagainya. Dalam LyX, anda hanya memiliki dua masalah:  daftar apakah ini, dan apa yang ingin saya tempatkan di dalamnya. Itu saja.




Kelebihan Lyx ada pada kemampuannya untuk menyembunyikan format akhir. Kita tidak perlu kawatir bentuk akhir, kita cukup berkonsentrasi pada isi teksnya. Sama dengan menulis source code. Nanti compiler Lyx akan mengubahnya ke dalam PDF ataupun mengatur tampilan makalah yang kita inginkan secara otomatis.

Lyx adalah cara mudah untuk membuat paper, laporan, buku, tesis, dan dokumen standar lainnya.

Minggu, 13 Januari 2013

Bedah Website BCA (Bank Central Asia)


SEJARAH BANK CENTRAL ASIA

BCA secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat berdirinya itu, dan barangkali yang paling signifikan adalah krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997.
Krisis ini membawa dampak yang luar biasa pada keseluruhan sistem perbankan di Indonesia. Namun, secara khusus, kondisi ini memengaruhi aliran dana tunai di BCA dan bahkan sempat mengancam kelanjutannya. Banyak nasabah menjadi panik lalu beramai-ramai menarik dana mereka. Akibatnya, bank terpaksa meminta bantuan dari pemerintah Indonesia. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) lalu mengambil alih BCA pada tahun 1998.
Berkat kebijaksanaan bisnis dan pengambilan keputusan yang arif, BCA berhasil pulih kembali dalam tahun yang sama. Di bulan Desember 1998, dana pihak ke tiga telah kembali ke tingkat sebelum krisis. Aset BCA mencapai Rp 67.93 triliun, padahal di bulan Desember 1997 hanya Rp 53.36 triliun. Kepercayaan masyarakat pada BCA telah sepenuhnya pulih, dan BCA diserahkan oleh BPPN ke Bank Indonesia pada tahun 2000.
Selanjutnya, BCA mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan publik. Penawaran Saham Perdana berlangsung pada tahun 2000, dengan menjual saham sebesar 22,55% yang berasal dari divestasi BPPN. Setelah Penawaran Saham Perdana itu, BPPN masih menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA. Penawaran saham kedua dilaksanakan di bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN mendivestasikan 10% lagi dari saham miliknya di BCA.
Dalam tahun 2002, BPPN melepas 51% dari sahamnya di BCA melalui tender penempatan privat yang strategis. Farindo Investment, Ltd., yang berbasis di Mauritius, memenangkan tender tersebut. Saat ini, BCA terus memperkokoh tradisi tata kelola perusahaan yang baik, kepatuhan penuh pada regulasi, pengelolaan risiko secara baik dan komitmen pada nasabahnya baik sebagai bank transaksional maupun sebagai lembaga intermediasi finansial.

WEBSITE


VISI DAN MISI 

VISI

Bank pilihan utama andalan masyarakat, yang berperan sebagai pilar penting perekonomian Indonesia.

MISI

Membangun institusi yang unggul di bidang penyelesaian pembayaran dan solusi keuangan bagi nasabah bisnis dan perseorangan.
Memahami beragam kebutuhan nasabah dan memberikan layanan finansial yang tepat demi tercapainya kepuasan optimal bagi nasabah.
Meningkatkan nilai francais dan nilai stakeholder BCA.

PRODUK DAN LAYANAN

  1. Produk Simpanan
  2. Kartu Kredit
  3. Fasilitas Kredit
  4. Layanan Transaksi Perbankan
  5. Layanan Cash Management
  6. Bancassurance
  7. Bank Garansi
  8. Fasilitas Ekspor Impor
  9. Fasilitas Valuta Asing
  10. Perbankan Elektronik
Sumber :

Rabu, 12 Desember 2012

Bedah Website Hoka Hoka Bento

Marketing mix adalah alat bisnis yang digunakan dalam pemasaran dan oleh para profesional pemasaran
Marketing mix adalah empat komponen dalam pemasaran yang terdiri dari 4P yakni :

  • Product (Produk)
  • Price (harga)
  • Place (tempat)
  • Promotion (Promosi)
Contoh web yang diambil adalah website Hoka hoka bento.

Pertama adalah Tampilan Home :

Disini user dapat melihat Paket dan Promosi terbaru dari Hokben dan bisa login lewat tampilan home. Tidak hanya itu, disini juga terdapat facebook, twitter, suara pelanggan dan berapa orang yang mengunjungi websitenya.

Kedua adalah Tampilan Tentang kami :

Disini user dapat melihat Profil & Sejarah, Visi dan Misi, CSR (Corporate Social Responsibility) dan Karir.

Ketiga adalah Tampilan Restaurant :


Disini User dapat mengetahui lokasi dari banyaknya Restaurant Hoka Hoka Bento. Disini user dapat memilih wilayah kota-kota tertentu sehingga dapat mengetahui lokasi Restaurant di kota tersebut. Wilayah ini dibagi menjadi 2 yaitu berdasarkan Provinsi dan Kota.
Ini merupakan salah satu dari 4P marketing mix yaitu Place, dimana lokasi dan cakupan dari restaurant hoka hoka bento dapat dilihat di sini.


Keempat adalah Tampilan Menu :

Detail Menu
Di tampilan ini user dapat memilih menu yang ingin di pesan, akan tetapi pemesanan lewat online tidak bisa tanpa adanya login. User diharuskan untuk login terlebih dahulu untuk dapat memesan lewat Website.
Ini merupakan salah satu dari 4P marketing mix yaitu Price, dimana harga paket-paket diberikan di sini serta harga-harga lainnya. Selain itu pada Detail menu merupakan salah satu dari 4P marketing mix yaitu Product, dimana setiap paket, satuan dan lainnya diberikan penjelasan yang lebih lanjut untuk dapat melihat isi dari produk makanan.

Tampilan Registrasi Online :

Kelima adalah Tampilan Info :

Detil Promosi
User dapat melihat Promosi-promosi terbaru yang diberikan Hoka Hoka Bento dan dapat mengetahuinya lebih detil dalam halaman Web ini. 
Ini merupakan salah satu dari 4P marketing mix yaitu Promotion, dimana semua promosi yang diberikan hoka hoka bento di taruh disini dan promosi ini berbeda-beda panjang waktu promosinya.

Keenam adalah Tampilan Suara Konsumen :

Tempat untuk memberikan Komentar
User dapat melihat respon dari beberapa konsumen yang memasuki saran dan kritiknya di halaman ini, tidak hanya itu, User sendiri dapat memasuki saran dan kritiknya akan tetapi harus Login terlebih dahulu.

Ketujuh adalah Tampilan Area Anak-anak :

Disini diperuntukkan untuk user Anak-anak dengan bimbingan orang tua. Dihalaman web ini user dapat bermain games, melihat promosi apa untuk anak-anak dan gallery gambar pada saat acara ulang tahun di Hoka Hoka Bento.

Maka dapat disimpulkan bahwa web hoka hoka bento ini terdapat marketing mix 4P yang digunakan untuk Target market.

Sumber :
http://www.hokahokabento.co.id/
http://en.wikipedia.org/wiki/Marketing_mix
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemasaran#Bauran_Pemasaran

Minggu, 25 November 2012

Sharpening Image Matlab



LISTING PROGRAM SHARPENING IMAGE MATLAB :

function varargout = Sharpeninglaplace(varargin)
% SHARPENINGLAPLACE MATLAB code for Sharpeninglaplace.fig
%      SHARPENINGLAPLACE, by itself, creates a new SHARPENINGLAPLACE or raises the existing
%      singleton*.
%
%      H = SHARPENINGLAPLACE returns the handle to a new SHARPENINGLAPLACE or the handle to
%      the existing singleton*.
%
%      SHARPENINGLAPLACE('CALLBACK',hObject,eventData,handles,...) calls the local
%      function named CALLBACK in SHARPENINGLAPLACE.M with the given input arguments.
%
%      SHARPENINGLAPLACE('Property','Value',...) creates a new SHARPENINGLAPLACE or raises the
%      existing singleton*.  Starting from the left, property value pairs are
%      applied to the GUI before Sharpeninglaplace_OpeningFcn gets called.  An
%      unrecognized property name or invalid value makes property application
%      stop.  All inputs are passed to Sharpeninglaplace_OpeningFcn via varargin.
%
%      *See GUI Options on GUIDE's Tools menu.  Choose "GUI allows only one
%      instance to run (singleton)".
%
% See also: GUIDE, GUIDATA, GUIHANDLES

% Edit the above text to modify the response to help Sharpeninglaplace

% Last Modified by GUIDE v2.5 22-Nov-2012 20:22:19

% Begin initialization code - DO NOT EDIT
gui_Singleton = 1;
gui_State = struct('gui_Name',       mfilename, ...
                   'gui_Singleton',  gui_Singleton, ...
                   'gui_OpeningFcn', @Sharpeninglaplace_OpeningFcn, ...
                   'gui_OutputFcn',  @Sharpeninglaplace_OutputFcn, ...
                   'gui_LayoutFcn',  [] , ...
                   'gui_Callback',   []);
if nargin && ischar(varargin{1})
    gui_State.gui_Callback = str2func(varargin{1});
end

if nargout
    [varargout{1:nargout}] = gui_mainfcn(gui_State, varargin{:});
else
    gui_mainfcn(gui_State, varargin{:});
end
% End initialization code - DO NOT EDIT


% --- Executes just before Sharpeninglaplace is made visible.
function Sharpeninglaplace_OpeningFcn(hObject, eventdata, handles, varargin)
% This function has no output args, see OutputFcn.
% hObject    handle to figure
% eventdata  reserved - to be defined in a future version of MATLAB
% handles    structure with handles and user data (see GUIDATA)
% varargin   command line arguments to Sharpeninglaplace (see VARARGIN)

% Choose default command line output for Sharpeninglaplace
handles.output = hObject;

% Update handles structure
guidata(hObject, handles);

% UIWAIT makes Sharpeninglaplace wait for user response (see UIRESUME)
% uiwait(handles.figure1);


% --- Outputs from this function are returned to the command line.
function varargout = Sharpeninglaplace_OutputFcn(hObject, eventdata, handles)
% varargout  cell array for returning output args (see VARARGOUT);
% hObject    handle to figure
% eventdata  reserved - to be defined in a future version of MATLAB
% handles    structure with handles and user data (see GUIDATA)

% Get default command line output from handles structure
varargout{1} = handles.output;


% --- Executes on button press in pushbutton1.
function pushbutton1_Callback(hObject, eventdata, handles)
% hObject    handle to pushbutton1 (see GCBO)
% eventdata  reserved - to be defined in a future version of MATLAB
% handles    structure with handles and user data (see GUIDATA)
proyek=guidata(gcbo);
[namafile,direktori]=uigetfile({'*.jpg';'*.bmp';'*.png';'*.tif'},'Buka Gambar')
if isequal(namafile,0)
return;
end
eval(['cd ''' direktori ''';']);
I=imread(namafile);
set(proyek.figure1,'CurrentAxes',proyek.axes1);
set(imshow(I));
set(proyek.figure1,'Userdata',I);
set(proyek.axes1,'Userdata',I);


% --- Executes on button press in pushbutton2.
function pushbutton2_Callback(hObject, eventdata, handles)
% hObject    handle to pushbutton2 (see GCBO)
% eventdata  reserved - to be defined in a future version of MATLAB
% handles    structure with handles and user data (see GUIDATA)
proyek=guidata(gcbo);
I=get(proyek.axes1,'Userdata');
if isequal(I,[])
msgbox('Belum ada gambar!','Peringatan','warn');
else
SSF=[0 1 0;1 -4 1; 0 1 0];
SSF2=[0 -1 0;-1 5 -1; 0 -1 0];
A=imfilter(I,SSF2,'replicate');
set(proyek.figure1,'CurrentAxes',proyek.axes2);
set(imshow(A));
set(proyek.axes2,'Userdata',A);
B=imfilter(I,SSF,'replicate');
set(proyek.figure1,'CurrentAxes',proyek.axes3);
set(imshow(B));
set(proyek.axes3,'Userdata',B);
redo_Callback(hObject, eventdata, handles);
end


% --- Executes on button press in pushbutton3.
function pushbutton3_Callback(hObject, eventdata, handles)
% hObject    handle to pushbutton3 (see GCBO)
% eventdata  reserved - to be defined in a future version of MATLAB
% handles    structure with handles and user data (see GUIDATA)
proyek=guidata(gcbo);
[namafile,direktori]=uiputfile({'*.jpg';'*.*'},'Simpan Citra');
I=get(proyek.axes2,'Userdata');
imwrite(I,strcat(direktori,namafile));


% --- Executes on button press in pushbutton4.
function pushbutton4_Callback(hObject, eventdata, handles)
% hObject    handle to pushbutton4 (see GCBO)
% eventdata  reserved - to be defined in a future version of MATLAB
% handles    structure with handles and user data (see GUIDATA)
proyek=guidata(gcbo);
I=get(proyek.axes1,'Userdata');
if isequal(I,[])
msgbox('Belum ada gambar!','Peringatan','warn');
else
PSF=[1 1 1;1 -8 1;1 1 1];
PSF2=[-1 -1 -1;-1 9 -1;-1 -1 -1];
A=imfilter(I,PSF2,'replicate');
set(proyek.figure1,'CurrentAxes',proyek.axes2);
set(imshow(A));
set(proyek.axes2,'Userdata',A);
B=imfilter(I,PSF,'replicate');
set(proyek.figure1,'CurrentAxes',proyek.axes3);
set(imshow(B));
set(proyek.axes3,'Userdata',B);
redo_Callback(hObject, eventdata, handles);
end


% --- Executes on button press in pushbutton7.
function pushbutton7_Callback(hObject, eventdata, handles)
% hObject    handle to pushbutton7 (see GCBO)
% eventdata  reserved - to be defined in a future version of MATLAB
% handles    structure with handles and user data (see GUIDATA)
proyek=guidata(gcbo);
[namafile,direktori]=uiputfile({'*.jpg';'*.*'},'Simpan Citra');
I=get(proyek.axes2,'Userdata');
imwrite(I,strcat(direktori,namafile));

LOGIKA PROGRAM SHARPENING IMAGE :

Pada Proses Penajaman Gambar (Sharpening) ini, kita menggunakan Software MATLAB. MATLAB (Matrix Laboratory) adalah sebuah program untuk analisis dan komputasi numerik dan merupakan suatu bahasa pemrograman matematika lanjutan yang dibentuk dengan dasar pemikiran menggunkan sifat dan bentuk matriks. MATLAB telah berkembang menjadi sebuah environment pemrograman yang canggih yang berisi fungsi-fungsi built-in untuk melakukan tugas pengolahan sinyal, aljabar linier, dan kalkulasi matematis lainnya. Untuk membuat Penajaman Gambar kali ini, kami menggunakan fitur GUI pada MATLAB.

            GUIDE atau GUI builder merupakan sebuah graphical user interface (GUI) yang dibangun dengan obyek grafik seperti tombol (button), kotak teks, slider, menu dan lain-lain. Aplikasi yang menggunakan GUI umumnya lebih mudah dipelajari dan digunakan karena orang yang menjalankannya tidak perlu mengetahui perintah yang ada dan bagaimana kerjanya. Untuk Memulai GUIDE Matlab dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1.      Melalui command matlab dengan mengetikkan: >> guide
2.      Klik tombol Start Matlab dan pilihlah MATLAB, lalu pilih GUIDE (GUI Bulder)

Setelah kita masuk dalam fitur GUI, maka kita buat tampilan untuk program Sharpening ini dengan membuat 3 Axes, 3 Panel dan 5 Button. Axes sebenarnya tidak masuk dalam UIControl, tetapi axes dapat diprogram agar pemakai dapat berinteraksi dengan axes dan obyek grafik yang ditampilkan melalui axes. Sedangkan Pushbutton merupakan jenis kontrol berupa tombol tekan yang akan menghasilkan tindakan jika diklik, misanya tombol OK, Cancel, Hitung, Hapus, dan sebagainya. Untuk menampilkan tulisan pada pushbutton kita dapat mengaturnya melalui property inspector dengan mengklik obeyek pushbutton pada figure, lalu mengklik toolbar property inspector atau menggunakan klik kanan lalu pilih property inspector. Selanjutnya isilah tab string dengan label yang diinginkan.
Kemudian untuk mengaktifkan button “Pilih Gambar”, klik kanan pada button tersebut, pilih menu view callbacks – callback. Menu callback yang telah dipilih tersebut, akan membawa ke dalam editor “Sharpeninglaplace.m” dan menyorot ke fungsi button1 (“Pilih Gambar”). Kemudian ketikan script ini :
proyek=guidata(gcbo);
[namafile,direktori]=uigetfile({’*.jpg’;’*.bmp’;’*.png’;’*.tif’},’Buka Gambar’)
if isequal(namafile,0)
return;
end
eval(['cd ''' direktori ''';']);
I=imread(namafile);
set(proyek.figure1,’CurrentAxes’,proyek.axes1);
set(imshow(I));

set(proyek.figure1,’Userdata’,I);
set(proyek.axes1,’Userdata’,I);
Script diatas berfungsi untuk mencari file gambar yang berekstensi .jpg/ .bmp/ .png/ .tif. kemudian jika gambar telah dipilih akan dideklarasikan sebagai variable I dan dimasukan ke dalam Axes1 yang telah dibuat sebelumnya.
Dengan cara yang sama kita buat button untuk melakukan Proses Penajaman Gambar (Sharpening), lalu  aktifkan button (“Penajaman Gambar Laplace 4”) dan ketikkan script di bawah ini :
proyek=guidata(gcbo);
I=get(proyek.axes1,'Userdata');
if isequal(I,[])
msgbox('Belum ada gambar!','Peringatan','warn');
else
SSF=[0 -1 0;-1 4 -1; 0 -1 0];
SSF2=[0 -1 0;-1 5 -1; 0 -1 0];
A=imfilter(I,SSF2,'replicate');
set(proyek.figure1,'CurrentAxes',proyek.axes2);
set(imshow(A));
set(proyek.axes2,'Userdata',A);
B=imfilter(I,SSF,'replicate');
set(proyek.figure1,'CurrentAxes',proyek.axes3);
set(imshow(B));
set(proyek.axes3,'Userdata',B);
redo_Callback(hObject, eventdata, handles);
end

Script diatas berfungsi untuk pemrosesan Penajaman Gambar. Awalnya kita gunakan variable I untuk  mendeteksi gambar dari axes1 , namun jika gambar belum ada, maka akan dimunculkan alert atau message box. Jika gambar terdeteksi makan akan dilakukan penajaman dan hasil akan dimasukan ke dalam Axes2.
Proses Penajaman dalam satu button ini dilakukan dengan 2 Matriks Laplace yaitu matriks deteksi tepi 4 dan matriks sharpening 5, button yang lainnya memakai 2 Matriks Laplace yaitu matriks deteksi tepi 8 dan matriks sharpening 9.  Setelah itu, hasil dari 2 Matriks tersebut akan ditampilkan pada Axes 2 dan Axes 3.
Lalu kita buat 2 button, untuk menyimpan 2 gambar dari Axes2 dan Axes3, dengan langkah seperti sebelumnya. Masukkan script di bawah ini :
proyek=guidata(gcbo);
[namafile,direktori]=uiputfile({’*.jpg’;’*.*’},’Simpan Citra’);
I=get(proyek.axes2,’Userdata’);
imwrite(I,strcat(direktori,namafile));
Script di atas berfungsi untuk melakukan penyimpanan hasil proses Penajaman. Dengan mendeklarasikan variabel I untuk mengambil gambar dari Axes2 dan menyimpan ke dalam direktori user untuk menyimpan gambar pada Axes3, scriptnya sama hanya saja diganti dengan Axes3.  Jika telah selesai semua Save file “.m” , lalu run atau dapat juga dengan menekan tombol f5.

OUTPUT :
 Penajaman memakai sharpening Laplace matriks 4 dan 5 :
Penajaman memakai sharpening Laplace matriks 8 dan 9 :
Kelompok :
Muhammad Alpen Saputra Halim
Rohardi